Winner VS Loooooooser!!!

06.00 Edit This 0 Comments »
The Winner says,”It may be difficult but it is possible”
The Loser says ,”It may be possible but it is too difficult”

When a Winner make a mistake, he says ,”I was wrong”
When a Loser make a mistake, he says ,”It wasn’t my fault”


The Winner is always part of the answer
The Loser is always part of the problem


Winner chooses what they say
Loser say what they chooses


The Winner sees an answer for every problem
The Loser sees a problem for every answer


Winner sees the gain
Loser sees the pain


The Winner says ,”Let me do it for you”
The Loser says ,”That’s not my job”


Winners believe in win win
Loser believe win for them and someone has to lose


A winner makes commitments
A Loser makes promises


Winner sees the potential
Loser sees the past


Winner makes it happen
Loser wait it happen


A winner creates vision
A Loser creates imagination


A winner says “I am doing it”
A Loser says “I’ll do it”



Which are you ???

Nilai Sebuah Kesuksesan

07.55 Edit This 0 Comments »

Di sebuah sekolah, seorang guru mendapat pertanyaan dari salah seorang muridnya yang paling kritis. "Guru, apakah kami semua nanti bisa sukses?" Sang guru tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tak lama, ia mengeluarkan uang senilai seratus ribu dari kantongnya.

"Hayoo, siapa yang mau uang ini?" Semua anak berebutan mengacungkan tangannya. Uang senilai itu bagi mereka sangat besar.

Tiba-tiba, sang guru melipat-lipat dan meremas uang itu hingga kucel dan tidak karuan bentuknya. Ia pun berujar lagi, ”Hayoo, siapa yang mau uang ini?” Walaupun merasa heran dengan kelakuan gurunya, murid-murid tidak peduli, mereka kembali mengacungkan jarinya, sambil berteriak ”Saya..saya..saya..” Semua serempak mengajukan diri untuk mendapatkan uang itu.

Melihat antusiasme muridnya, sang guru kemudian menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan menginjak-injak uang itu hingga kecil, tidak karuan dan kotor. Mendapati gurunya melakukan hal itu pada uang tersebut, sebagian murid melongo. Mereka tak tahu apa maksudnya sang guru menginjak-injak uang yang nilainya sangat besar bagi mereka itu. Guru pun kembali bertanya, ”Hayoo, siapa yang masih menginginkan uang ini?”

Ternyata, meski uang itu menjadi jelek, kumal dan bahkan bercampur sedikit lumpur yang berasal dari injakan sepatu guru, masih banyak murid yang antusias mendapatkan uang tersebut. ”Aku guru..aku..”
”Kalian tetap saja mau dengan uang ini? Kalian tidak melihat betapa uang ini sangat kucel, jelek, kumal dan bau?”
”Jelek itu kan hanya bentuknya saja guru. Tetapi saja uang itu nilainya seratus ribu,” jawab murid-murid yang tetap antusias meminta gurunya memberikan uang itu.

Sang guru pun kemudian berujar, ”Kalian benar. Meskipun sudah tidak karuan bentuknya, uang itu tetap berharga dan kalian tetap ingin memilikinya. Nah, jika tadi ada pertanyaan, apakah semua bisa sukses? Jawabannya sama seperti nilai uang ini. Dalam proses menuju ke arah kesuksesan, kalian pasti akan mengalami berbagai ujian dan cobaan, mungkin mengalami jatuh, diinjak, dan dilecehkan. Walaupun begitu, nilai diri kalian tidak akan berubah. Semua tergantung kalian sendiri, bisa menjaga nilai yang ada dalam diri kalian atau tidak. Jika kalian mampu menghargai diri sendiri dan menentukan nilai diri, dengan keyakinan, kerja keras dan semangat pantang menyerah, maka sukses pasti kalian dapatkan.”

5 Tips Sukses Berbisnis

07.45 Edit This 0 Comments »

Setiap pengusaha pasti menginginkan bisnisnya sukses tanpa ada hambatan, pruduknya laku dan terkenal oleh semua orang, berikut tips sukses untuk berbisnis!

5 Tips Sukses Berbisnis

Setiap pengusaha pasti menginginkan bisnisnya sukses tanpa ada hambatan, pruduknya laku dan terkenal oleh semua orang, berikut tips sukses untuk berbisnis :



1. Kerja keras dan keberanian
Merupakan prinsip dasar yang harus dimiliki karena dengan prinsip
inilah pengusaha tidak ada kata lelah dan menyerah, apabila produk yang dia pasarkan belum laku dipasaran mereka mencari cara lain tanpa ada kata menyerah.


2. Jeli melihat pasar
Agar produksi kita dilirik dan dikenal pembeli sebaiknya pengusaha menghadirkan atau membuat produk baru yang belum ada dipasaran, kita harus jeli melihat kebutuhan pembeli.


3. Optimis
Setiap pengusaha harus mempunyai jiwa optimis, pengusaha harus yakin dan percaya bahwa produknya laku dan dikenal pembeli, sehingga dapat memberi semangat untuk perkembangan bisnisnya.


4. Promosi
Agar produk yang kita pasarkan dikenal oleh pembeli kita harus melakukan banyak promosi, banyak cara promosi yang dapat kita lakukan melalui surat kabar, majalah, brosur-brosur, poster, spanduk, radio, televisi, internet dan lain-lain.


5. Rajinlah berdoa
setelah kita kerja keras, menciptakan produk, optimis dan promosi, bukan itu saja kita harus rajin berdoa, keberuntungan sangat penting agar sebuah usaha sukses.

Disponsori Oleh

IGB RAI UTAMA, SE, MA


SUMBER :
http://www.connecti.biz/library_articles.php?artikel_id=1974&kategori_id=50

Manajemen Pelanggan Ala Kedai Kopi STARBUCKS!

07.31 Edit This 0 Comments »

Suntuk??? Anak muda jaman sekarang tak sedikit yang menghapus kesuntukan dengan cara nongkrong.. Tahu tempat nongkrong terkenal ala kedai kopi yang bisa bikin orang-orang betah dan lupa sama waktu.. Yupp,, ini dia STARBUCKS!


Bagaimana Howard Schultz (Paman Howie) melakukan manajemen pelanggannya? Dan bagaimana konsep yang digunakan sehingga bisa membuat Starbucks berbeda dengan kedai kopi lainnya?

Manajemen Pelanggan di Kedai Kopinya Paman Howie

Ketika didesain sejak awal oleh , Starbucks memang sudah mengacu pada konsep komunitisasi. Dikatakan oleh orang-orang sebagai “tempat ketiga” untuk kita menikmati kopi setelah rumah dan kantor, Starbucks melihat dirinya sebagai tempat bersosialisasi di luar kehidupan keluarga dan juga kehidupan professional.

Di celah antara dua dunia inilah terletak komunitas sosial. Komunitas yang biasanya terbentuk atas identitas yang kolektif (contohnya dalam hal ini adalah kalangan professional), kesamaan minat (suka kopi atau sekedar ‘nongkrong’), kesamaan aspirasi dan tujuan (memiliki jiwa sosial untuk kehidupan masa depan yang lebih baik).

Sehingga kedai kopinya Paman Howie ini sadar betul bahwa pelanggan mereka datang tidak saja untuk mendapatkan produk yang dijual, tapi juga untuk menghabiskan waktu bersama komunitasnya. Sehingga sangat penting bagi mereka menciptakan “The Starbucks Experience” secara menyeluruh. Mulai dari sapaan saat memasuki ruangan dan mencium aroma kopi, hingga ambience yang mendukung saat pelanggan bersantai dan hang out bersama teman.

Perkembangan perusahaan ini dari hanya beberapa outlet saat Howard Schultz mengambil alih perusahaan ini tahun 1987, menjadi lebih dari 60 ribu outlet tahun 2003, menunjukkan Starbucks cukup jeli dalam menangkap dan memenuhi kebutuhan komunitas yang sudah ada ini, atau bisa disebut “by default”.

Dengan banyaknya pelanggan dari semua kedainya, Starbucks lalu menyadari bahwa para pembeli loyal ini dapat dirangkul dalam suatu wadan dan dibentuk sebagai suatu komunitas. Dengan membentuk komunitas penggemar Starbucks melalui berbagai online social media, perusahaan ini berhasil membentuk sebuah komunitas baru yang dibentuk oleh perusahaan, yang kami sebut sebagai “by design”. Kini, account Twitter mereka memiliki sekitar 500 ribu pengikut dan fan page Starbucks di Facebook memiliki lebih dari 5 juta anggota.

Dengan berhasilnya terbentuk komunitas “by default” dan “by design” ini terlihat bahwa Starbucks berhasil melakukan confirmation terhadap komunitas dengan menawarkan sesuatu yang benar-benar relevan dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Tapi Starbucks juga sadar bahwa axiety and desire pelanggannya tidak sekedar terbatas pada apa yang terjadi dalam kedai kopi mereka. Akan tetapi mencakup keseluruhan hal yang mempengaruhi lingkungan sosial mereka. Oleh sebab itu, Starbucks merasa bahwa mereka juga perlu terus menunjukkan klarifikasi positioning Starbucks melalui berbagai inisiatif yang menganggapi isu-isu penting dunia, seperti sustainability, social responsibility, dan fair trade.

Sehingga komitmen pada aktivisme sosial dan lingkungan adalah salah satu bagian inti dari brand Starbucks. Dari berbagai program social responsibility yang diluncurkannya, salah satu yang paling menarik adalah “Starbucks Earthwatch Contest”. Dalam kontes ini, Starbucks meminta para pelanggannya untuk menulis essay tentang ”How would you change the world”. Hadiah bagi pemenangnya bukan berupa barang ataupun uang, tapi mendapatkan kesempatan untuk mengikuti suatu ekspedisi ke Costa Rica untuk bekerja sama dengan suatu koperasi petani kopi di sana dan membantu mendorong diimplementasikannya prinsip prinsip pertanian yang lebih sustainable.

Sumber : kompas.com

 

Made by Lena